Pernahkah
Anda mengalami satu situasi yang benar-benar menguras emosi? Kondisi dimana Anda merasa sudah tidak lagi berdaya
untuk melakukan hal yang ingin Anda lakukan. Secara fisik, Anda merencanakan banyak hal untuk Anda
kerjakan tetapi batin Anda menghentikannya.
Diperparah keadaan tempat kerja Anda dengan tugas yang menumpuk, kondisi yang menuntut
Anda untuk segera menyelesaikan tugas kerja.
Kita bukanlah malaikat yang sempurna. Kita adalah manusia yang terkadang tidak bisa memisahkan ruang personal (manusia sebahai makhluk individu) dan ruang sosial_dalam dunia kerja. Ada kondisi dimana kita down, frustasi, seakan terkepung dalam bimbang. Kita bisa membedakan kepentingan diri dan pentingnya professional kerja. Namun paham hanyalah paham karena realitanya kita tidak bisa memisahkan kedua ruang itu. Akibatnya masalah pribadi dibawa ke tempat kerja. Akibatnya problematika keluarga terbawa dalam dunia kerja.
Saat itu,
kita berhadapan dengan orang lain. Tanpa kita sadari orang lain mungkin
merasakan ada yang berbeda dengan sikap, perilaku dan emosi kita. Jika kita
tidak bisa mengendalikan diri, kondisi demikian tentu akan merusak kinerja kita yang akan berujung pada menurunnya kualitas kerja. Bisa kita bayangkan nasib orang yang
kualitas kerjanya berantakan, bahkan ia
terancam kehilangan kepercayaan yang kemudian sangat memungkinkan kita
untuk diberhentikan dan kehilangan
pekerjaan.
STOP..!!
Kita punya akal, fikiran dan harapan. Dengan potensi kemanusiaan, kita bisa mempunyai potensi penghayatan yang bisa melampaui jarak, waktu dan ruang. Dengan penghayatan itu, ayolah sejenak kita tinggalkan masalah kita, menuju pada sebuah cita-cita dengan potensi fikiran kita. Saatnya memotivasi diri agar tidak terlarut dan meyesal di kemudian. Dengan potensi penghayatan kita bisa melukis harapan. Harapan yang akan tergambar di depan matahati kita yang akan mengaburkan realita yang tengah bermasalah. Harapan yang membangkitkan semangat kita. Mengembalikan energi-energi kita. Yang memperkuat pundak kita memikul beban. Terasa ringanlah, kemudian kita bisa kembali berfokus pada prioritas tugas kita. Di tempat kerja, kita berlaku professional menunjukkan kinerja yang stabil dan terkesan baik-baik saja. Barulah ketika di luar jam kerja, kita bisa kembali berfokus pada pemecahan masalah pribadi. Intinya, orang yang professional bekerja adalah orang yang mampu membedakan dan kemudian memisahlan antara kedua kepentingan yang berlainan. Kepentingan personal tidak lagi dibawanya ke dunia kerja. Juga tidak membawa kepentingan bekerja saat di rumah.
Jika boleh
diibaratkan, harapan itu umpama bahan bakar yang akan menyulut
semangat juang kita. Kendaraan tidaklah mungkin berjalan tanpa bahan bakar.
Semakin banyak bahan bakarnya, kendaraan pun mampu melintasi jalan yang lebih
panjang. Begitu pula hidup kita. Kita tidak akan berjalan tanpa adanya harapan,
tanpa adanya motivasi yang mendorong kita untuk terus berjalan. Semakin tinggi
motivasi dan harapan itu akan membuka peluang yang lebar untuk tercapainya kesuksesan.
Harapan akan membuahkan kekuatan hati
dan memompa daya juang untuk mengalahkan segala persoalan dan tantangan menuju
sebuah gambaran yang telah dicita-citakan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Pak Teguh dkk atas kepercayaannya kepada Matahati Jogja sebagai pemateri dalam acara Menumbuhkan Motivasi Kerja Pegawai Dinas Perindagkop Kabupaten Sleman yang diselenggarakan 11 Oktober 2013 di kawasan agrowisata Tambi Wonosobo. Jika segenap pembaca berminat untuk mengadakan pelatihan motivasi, program pengembangan diri, riset SDM, pengembangan sistem SDM organisasi, maupun konsultasi dapat menghubungi call center Matahati Jogja yang beralamat di Djogja Village A-14 Plosokuning IV Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta 55581. Telp. 0274-8722014, 8722014, atau 081227782802. E-mai : matahati.jogja@yahoo.co.id.
Komentar
Posting Komentar