Langsung ke konten utama

Menjadi Insan yang Bertakwa Melalui Momentum Ramadhan

Momentum Ramadhan merupakan peluang emas bagi kita untuk bisa bermunajat khusyu’ kepada-Nya. Memohon keselamatan, memohon ampunan, memohon keberkahan, jalan yang lurus, diberi kesabaran, ketentraman hati, kedamaian, kesucian diri, kebersihan hati, dihindarkan dari segala marabahaya dan buruk sangka serta memohon agar ilmu yang kita peroleh mampu menjadi cahaya penyelamat di yaumul akhir nanti. Kemudian jika kita tarik kesimpulan, semua upaya yang kita lakukan pun akan bermuara pada satu tujuan, yakni menjadi seorang hamba yang bertaqwa. 
___^.~*.*~.^___
Alhamdulillah, segala puji mutlak hanyalah untuk Allah SWT, pemberi kehidupan dan umur panjang sehingga sampai di detik ini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. 

Siapa sih yang tidak bersyukur bertemu nikmatnya Bulan Ramadhan?. Bulan paling spesial di sepanjang tahun. Dimana seluruh amalan akan dilipatgandakan. Pada saat itu pula syetan-syetan dibelenggu sehingga tidak lagi mampu menggoda hawa nafsu. Betapa Allah Maha Pemurah sehingga Ia membuka pintu taubat yang seluas-luasnya, Ia pun akan mengabulkan setiap pinta hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dan mampu bersabar atas segala kehendak dan takdir yang menimpanya.

Telah jelas tanda-tanda orang yang bertaqwa, yaitu mereka yang mampu menjalankan kebaikan tanpa pernah mencampuradukkannya dengan kebatilan. Mereka adalah orang yang tegas dalam syari’at, tidak berdalih atau berargumen untuk melakukan pembenaran terhadap hal-hal buruk yang dilakukan. Ia berkata benar untuk sesuatu yang benar dan mengatakan salah untuk sesuatu yang salah. Tidak pula ia malu untuk mengakui kesalahan untuk kemudian berazam untuk tidak lagi melakukan. Bagi orang bertaqwa, Al-Qur’an dan Al-hadist merupakan rujukan pertama untuk berbuat dan memutuskan berbagai perkara.

Firman Allah:

Yaitu orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang mengendalikan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain.  Dan Allah mencintai orang  yang berbuat kebaikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah  lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Dan siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah ?.  Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.~(QS. Ali ‘Imron : 134-135).

Gamblang dijelaskan dalam firman Allah di atas, bahwa setidaknya ada beberapa ciri-ciri orang yang bertakwa :

Ia  berinfak baik di waktu lapang maupun sempit

Inilah satu tanda yang menandaskan bahwa orang yang bertakwa memiliki satu keikhlasan yang murni bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan ridho Allah pasti akan mendapat satu nilai kebaikan. Keikhlasannya itulah yang menyebabkan ia selalu ringan untuk mengulurkan tangan memberikan bantuan kepada orang-orang di sekelilingnya yang membutuhkan, tanpa peduli sedang lapang atau sempitkah keadaannya sekarang. Baginya, berbagi tidaklah akan mengurangi jatah kenikmatannya di dunia tetapi justru akan melipatgandakan kenikmatan di syurga, sesuai yang telah dijanjikan Allah kepada segenap makhluk-Nya. Ia berbagi untuk membantu meringankan beban sehingga diharapkan bisa membantu orang lain mendapatkan rasa bahagia.

Orang yang bertakwa mampu mengendalikan kemarahannya

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw dinyatakan bahwa :

Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah” ~(HR. Bukhari dan Muslim).

Betapa banyak di kehidupan sehari-hari kita dihadapkan pada satu situasi yang bisa menjadi pemicu timbulnya kejengkelan dan kemarahan. Kemarahan biasanya timbul ketika kita melihat sesuatu yang dimata kita sangat rendah dan tidak pantas untuk dilakukan. Seperti contoh : Kita mendengar perkataan orang dengan kata-kata tajam, fitnah dan seakan-akan itu ditujukan kepada kita. Wooww.. Betapa dahsyat rasanya hati tidak terima. Ingin rasanya membalas dengan hal serupa. Namun bagi orang yang bertakwa, bukanlah demikian ia lakukan. Ia menyadari betul bahwa orang yang menjelek-jelekkan kita, orang memfitnah kita, orang yang tidak bisa berkata halus dengan kita sesungguhnya hanyalah orang yang lalai dan lupa bagaimana cara memuji orang lain. Kemarahannya pun cukup tertahan di dalam hati, tidak muncul di permukaan dan tidak pula ia lampiaskan balik untuk membalasnya. Ia berusaha bijak meskipun tidak gampang melakukannya. Ia selalu berusaha mengendalikan amarahnya untuk tidak dilampiaskan dengan perbuatan yang justru akan membuatnya rendah seperti apa yang telah dilakukan oleh orang yang mengejek, memfitnah dan berkata kasar. Justru ia menunjukkan sikap yang baik dengan harapan agar itu bisa menjadi satu contoh yang perlu diteladani sehingga ia tidak akan tega hati untuk kembali menyakiti hati. 

Inilah kesabaran, sebagai kunci untuk bisa mengendalikan kemarahan. Kesabaran bekerja untuk meredam kemarahan. Yuk kita pelihara sabar agar kemarahan bisa kita kendalikan dan kita pun akan pantas merebut gelar sebagai orang yang kuat di mata Allah dan Rasul-Nya. Lihat kembali hadist di atas lalu sama-sama kita renungi yuk yaa..!! Pandai-pandai menempatkan marah. Dengan situasi dan kondisi yang memang dibutuhkan namun tetap dengan kemarahan yang proporsional. 

Ia senantiasa memaafkan kesalahan orang lain

Firman Allah :


“Dan perbuatan kamu bermaaf-maafan (halal-menghalalkan) lebih dekat kepada taqwa”. (QS. Al-Baqarah : 237)

Sungguh merugi orang yang berfikir untuk membalas balik orang yang telah membuatnya marah. Lupakah kita bahwa Rasulullah telah mengajarkan ilmu arif menghadapi orang yang demikian? Yap, maafkanlah. Jangan sibukkan diri untuk berfikir bagaimana membalas karena masih banyak hal bijak yang belum bisa kita amalkan. Jika kita tidak bisa berbuat bijak yang mendatangkan pahala, maka berfikir dan berazamlah untuk minimal tidak melakukan satu tindak cela yang hanya akan mendatangkan dosa, menuntun pelan kita menuju neraka. Na’udzubillah.

Memaafkan ternyata membuat hati jauh lebih tentram. Tidak lagi mengingat keburukan orang lain yang justru membuat kita gelisah, merasa tersakiti terdzalimi. Dan yang pasti, memaafkan adalah satu kunci ampuh untuk memutusakan dendam. Tarik nafas panjang, istigfar agar diberi hati yang suci pandai memaafkan. Menangislah jika perlu. Namun tetap dengan kadar yang wajar. Jangan sampai berlarut sampai membuatmu lupa bahwa Allah sayang kepadamu.

Orang yang bertakwa selalu bertaubat atas dosa masa lalunya
 
Orang yang bertakwa bukanlah orang yang terlepas dari segala dosa. Kita hanyalah manusia yang rendah karena hawa nafsu yang memang dibekalkan menjadi satu fitrah dan menjadi satu ketetapan dari Tuhan.

Sepanjang hidup, kita dibersamai oleh hawa nafsu yang selalu mengiming-imingi nikmat sesat nan sesaat. Kemanapun kita pergi, dimanapun kita sembunyi, hawa nafsu selalu mengikuti karena bukan manusia jika ia tidak punya hawa nafsu. Inilah mengapa kita sebagai manusia tidak ada satupun yang bersih dari setitik noda dosa. Apalagi iman di hati seseorang tidaklah bisa stabil, melainkan kalbu di dalamnya sangat mudah berbolak dan berbalik.

Lalu dimana letak pembeda antara orang yang bertakwa dan orang yang pembangkang? Toh mereka sama-sama orang yang berdosa?

Orang yang bertakwa akan cepat mendeteksi bahwa dalam hatinya terdapat penyakit hati, cepat pula ia segera membenahi diri. Beristigfar, bertaubat, menyadari kesalahan yang telah ia lakukan, kemudian bertekad sekuat hati untuk mengendalikan diri, tidak lagi berbuat hal yang sama di kedepannya. Pada realitanya pun kian hari kian membaik tutur kata dan tindakannya. Kembali  lurus berdasar pedoman Al-Qur’an dan Al-Hadist. Adapun orang yang pembangkang, mungkin menyadari bahwa ia salah namun hawa nafsu telah menguasai dan akan selalu gagal menundukkan hawa nafsunya. Akibatnya ia selalu jatuh di kesalahan yang sama. Sadar ataupun tidak, mereka telah diperbudak oleh hawa nafsunya. Na’udzubillah. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk di hati kita dan diberi kekuatan untuk bisa menjalani perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, ditetapkan sebagi insan penyabar dan layak menghuni istana indah di syurga-Nya. 

So, jangan melihat orang hanya fokus pada masa lalunya. Tetapi lihatlah kesungguhannya sekarang. Terlalu lama berfokus pada masa lalu justru membuat kita enggan melakukan hal bijak. Terlampau merasa hina akan membuat kita putus asa. Ingatlah selalu rahmat Allah yang menyertai kita semua.
   
Subhanallah, betapa indah Ramadhan ini jika kita hiasi dengan amalan sholeh yang mendatangkan manfaat. Pintu syurga terbuka lebar, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Pilihan di tangan kita untuk menyiakannya atau menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk kembali bangkit kepada kesadaran yang mengarahkan kita pada hal-hal menuju syurga-Nya. Terus berjuang dalam taat. Semoga Allah menyatukan kita dengan hamba-hamba-Nya yang mulia di taman syurga. Setangkai do’a marilah kita munajatkan untuk  kemenangan umat muslim mengibarkan bendera Islam di bumi Allah tercinta ini. Semangat..!! ALLAHU AKBAR..!!

Demikianlah sekelumit persembahan Matahati Jogja kepada sahabat MQ FM Radio Jogja dalam acara temu sahabat MQ di bulan Ramadhan. Tampil Kiki F. Wijaya menyampaikan pencerahan yang semoga memang mampu membangunkan semangat kita sebagai orang Islam menuju insan bertakwa disayang Tuhan. Semoga persmbahan dari kami menjadi ilmu bermanfaat, bukan hanya untuk para pendengar dan pembaca, untuk kami sendiri juga. Bagi kami, apa-apa yang telah kami sampaikan merupakan PR yang harus mampu kami amalkan. Semoga acara yang diselenggarakan di Islam Education Center (IEC) UNY ini dinilai sebagai wujud bakti kita kepada Tuhan.

Jika segenap pembaca berminat untuk mengadakan pelatihan, program motivasi & pengembangan diri, outbond, riset SDM maupun konsultasi hubungi call center Matahati Jogja yang beralamat di Djogja Village A-14 Plosokuning IV Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta 55581. Telp. 0274-8722014, 3039811, atau 081227782802. E-mail : matahati.jogja@yahoo.co.id.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

GREAT CHARACTERS : 7 KARAKTER PEMENANG SEJATI (BUKU KE EMPAT KIKI F. WIJAYA : MOTIVATOR JOGJA)

Kalau kita amati dengan lebih teliti, ternyata dalam sejarah peradaban manusia ada orang yang sangat sukses dan ada pula orang yang sukses pada umumnya. Atau dalam redaksi yang berbeda, dalam kehidupan ini ada orang yang mampu mencapai prestasi spektakuler (great achiever) dan ada orang yang hanya mencapai prestasi yang biasa-biasa saja (good achiever) . Di sebut prestasi yang biasa-biasa saja karena kesuksesan tersebut bisa diraih oleh setiap individu jika mereka berusaha dan sungguh-sungguh mengupayakannya. Setiap orang bisa memiliki harta yang berlimpah, karir yang cemerlang atau popularitas yang mempesona. Asalkan orang tersebut mau berusaha, lalu menempa dirinya dengan sungguh-sungguh dan bertekun dengan impiannya itu, maka sukses dalam pengertian tersebut pasti bisa diraihnya. Namun hal ini sangat berbeda dengan orang yang berprestasi luar biasa (great achiver) .  ada tiga hal yang membedakan orang yang berprestasi luar biasa dengan orang-orang yang sukses pada umu

Pelatihan Leadership & Team Work PNPM Banjarnegara

Tuhan menciptakan manusia kemudian diturunkan ke bumi dengan membawa amanah sebagai khalifah. Untuk dapat menjalankan tugas sebagai khalifah/pemimpin itu, Tuhan membekalkan kepada kita sejumlah potensi diantaranya adalah : pertama, potensi akal yang hanya dimiliki oleh manusia. Inilah kelebihan kita sebagai makhluk Tuhan dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Kedua, kelengkapan fisik/jasmani yang akan menunjang kelancaran kehidupan dalam mencapai amanah manusia sebagai khalifah. Ketiga, yaitu ruh yang akan menghidupkan jasmani kita. Tiga komponen ini merupakan alat kelengakapan yang akan menunjang manusia dalam mengemban tugasnya sebagai khalifah di bumi. Tiga komponen ini secara fitrah menyukai hal-hal positif dan akan membuahkan prestasi gemilang jika kita dapat memaksimalkannya.

Pelatihan Motivasi "The Power of Dream"

Kiki F. Wijaya dalam Pelatihan Motivasi bersama Akper Notokusumo Yogyakarta Langkah pertama untuk menjemput kesuksesan adalah menetapkan impian . Dengan mempunyai impian, Anda akan tetap bertahan dan terus memperjuangkan impian karena sejatinya impian itu menyimpan kekuatan. Orang yang hidup tanpa impian akan cepat merasa bosan dan mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan. Singkat kata, impian menyimpan kekuatan yang akan mengaktifkan energi-energi luar biasa manusia. Kekuatan impian itu diantaranya adalah: Impian menunjukkan arah hidup Anda . Impian meningkatkan kekuatan Anda . Jika Anda telah menetapkan impian maka Anda pasti terbayang oleh perasaan nikmatnya mencapai impian itu. Dengan begitu Anda akan terdorong untuk bisa mewujudkan impian itu segera. Impian membantu Anda menentukan prioritas . Dengan impian yang telah Anda tetapkan, Anda akan bisa menentukan hal-hal apa saja yang menjadi prioritas bahkan hal/kegiatan apa yang bisa ditinggalkan. Dengan impian Anda