Etos kerja adalah kepribadian dan
karakter yang melekat pada pribadi seseorang yang diekspresikan ke dalam sikap
dan perilaku bekerja. Etos kerja seorang muslim tentu memiliki pandangan kiblat
yang selalu berorientasi pada Islam itu sendiri.
Sebelum membahas tentang etos
kerja, kita perlu paham betul mengenai pandangan Islam tentang bekerja. Sebagaimana
yang kita sudah paham bahwa Tuhan menyediakan bumi dan seluruh penghamparannya. Pada bagian-bagian itu
terdapat rizki yang disediakan untuk kita sebagai manusia.
![]() |
Pelatihan bersama Kiki F. Wijaya |
Tuhan memang sudah menjamin rizki
setiap makhluk-makhluk-Nya di dunia, bahkan dalam salah satu hadits disebutkan
bahwa Allah sekali-kali tidak akan mencabut nyawa suatu makhluk pun sebelum Ia
telah memberikan semua rizki yang telah ditentukan-Nya. Tetapi satu hal yang
semestinya kita garisbawahi, bahwa rizki itu tidak serta merta bisa kita dapat
tanpa ada usaha untuk meraihnya. Rizki itu harus diikhtiari dan salah satunya
adalah dengan cara bekerja.
Kita tidak boleh malas karena
malas sangat dengan dekat kebodohan yang akan membawa kita pada kemiskinan. Kemiskinan
bisa saja membuat kita kufur yang mendekatkan kita pada kekafiran. Begitu
pentingnya bekerja, Islam memberikan apresiasi yang tinggi kepada orang yang
berkorban keringat dan tenaga demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Suatu
ketika Rasulullah berjabat tangan kepada salah seorang sahabat lalu ia bertanya
mengapa begitu terasa begitu kasar telapak tangannya. Kemudian sahabat itu pun
menjawab, “Wahai Rasul, setiap hari aku bekerja, membanting tulang demi
keluarga.” Kemudian Rasul pun memuji tangan itu, “Tangan seperti inilah yang
dicintai Allah & Rasul-Nya.”
Dengan bekerja kita mendapat rizki
untuk memenuhi kebutuhan makan, hidup dan prasarana yang kita butuhkan. Dalam
aturan Islam, bekerja harus di tempat yang berkah, diperoleh dengan cara yang
halal, dan dari hasil bekerja itu digunakan untuk kepentingan kemashlahatan.
Orang yang bekerja dengan etos
kerja seorang muslim akan memandang bahwa pekerjaannya itu bukanlah sekedar
perjalanan karir yang habis pada batas kehidupan dunia saja. Lebih dari itu,
bekerja merupakan perjalanan spiritual yang jauh lebih memuaskan ketika kita
bisa menjalankan komponen ruhani kita sesuai dengan konsep kebenaran yang telah
kita yakini.
Baginya bekerja pun menjadi satu amalan yang
tiada batas nilai kebaikannya karena ia adalah pemegang amanah yang bertanggung
jawab, menyelesaikan tugas dengan tuntas, jujur di setiap masalah, kerja keras,
ulet menghadapi tantangan yang kesemuanya itu dilaksanakan dalam bingkai ikhlas
mendatangkan pahala. Singkat kalimat, dengan bekerja berarti kita mengaktualkan
keislaman kita.
Menarik
sekali pelatihan yang dipandu oleh Kiki F. Wijaya kemarin. Pelatihan ini
diberikan kepada Karyawan PT Surya Cipta Perkasa sebanyak 20 peserta di Grand
Qualty Hotel Yogyakarta. Pelatihan berjalan dari jam 08.00-11.30 WIB. Akhirnya
tim Matahati Jogja mengucapkan terima kasih kepada Pak Agus dan juga seluruh
rekan kerja.
Jika segenap
pembaca berminat untuk mengadakan pelatihan, program pengembangan diri &
motivasi, outbond, riset SDM maupun konsultasi dapat menghubungi call center Matahati Jogja yang beralamat di Djogja Village A-14 Plosokuning IV
Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta 55581. Telp. 0274 – 8722014, 3039811 atau
081227782802. E-mail : matahati.jogja@yahoo.co.id.
Komentar
Posting Komentar